Thursday, April 9, 2020

Bandung 1999 (17)

Saat itu Diwan sedang berjalan kembali ke meja,  sambil membawa segelas minuman dia mendekat ke arah kami berdua, dia tersenyum lebar dan berkata "Surprise....!!!", membuat aku menyadari kalau pertemuan aku dengan Mas Andre sudah dirancang sedemikian rupa oleh mereka berdua. Namun satu hal yang mengganjal yaitu tentang surat yang diberikan oleh Diwan.

Diwan kemudian menarik kursi dan duduk satu meja bersama kami. Kemudian dia bertanya kepada ku "Jadi sekarang kau sudah bisa jawab dong...? Bagaimana? Kamu mau kan...?"

"Mau apa sih?" Jawab ku.

"Mau ku ajak ke sini buat ketemu Mas Andre!" balas Diwan.

"Jadi...?" ucap ku terpotong

"Iya...Orang kamunya juga udah sampai di sini!" balas Diwan lagi.

"Ha..ha..ha.. emang Diwan bilang apa waktu mau mengajak kamu ke sini?" Mas Andre pun ikut dalam pembicaraan.

"Mana ku tau, aku cuma disuruh ikut sama Diwan" ucap ku.

Akhirnya Diwan menceritakan bahwa surat yang dia sampaikan kepada ku adalah surat dari Mas Andre. Surat itu isinya sebenarnya adalah ajakan Mas Andre untuk makan bersama di restoran ini.

Diwan pun tau kalau aku belum sempat membaca surat itu. Diwan bercerita bahwa setelah terjadi perkelahian dengan Ricky pada pagi hari di waktu lalu, ia menemui kembali Ricky pada sore harinya. Meskipun sempat terjadi ketegangan antara mereka berdua, akhirnya Diwan dapat menjelaskan kepada Ricky bahwa Diwan tidak memiliki tujuan atau perasaan apa-apa pada aku.

Diwan menjelaskan kepada Ricky bahwa surat yang dia berikan adalah surat dan Mas Andre sepupu Diwan. Dan Diwan juga menjelaskan kepada Ricky bahwa Mas Andre sudah memiliki hubungan khusus dengan aku sejak dua tahun yang lalu. Yang pada akhirnya Ricky pun dengan berat hati dapat memahaminya. Namun sepertinya Ricky sengaja tidak mau menemui diri ku, mungkin dia perlu menenangkan diri.

Aku pun baru tau kalau ternyata Diwan adalah sepupu Mas Andre. Dan surat yang disampaikan kepada ku adalah surat dari Mas Andre yang memberi tahukan kalau dia kembali ke Badung lebih cepat karena telah menyelesaikan tugasnya. Awalnya Mas Andre mau menjemput ku sepulang dari sekolah, namun dari dengan kejadian tersebut, justru membuat Diwan dan Mas Andre membuat rencana untuk memberikan kejutan kepada ku dengan mempertemukan Mas Andre di Restoran ini.

Selesai makan dan bercengkrama,

"Pulang yuk?" ajak Mas Andre sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Gombal! Memang siapa yang mau pulang sama situ?" candaku "Aku kan tadi sama Diwan!" lanjut ku.

"Kamu pulang sama aku, atau terpaksa aku gendong kamu sampai mobil!" ancamannya.
"Coba aja kalau berani" tantang ku.

"Bener nih?" ucapnya nya dan ternyata dia serius mau menggendong ku kalau tidak cepat-cepat ku larang.

"Enggak deng... aku cuma bercanda kok Aku mau pulang sama Mas."

"Serius juga nggak apa-apa, iya ga Wan" ucapnya sambil bertanya canda kepada Diwan. Kulihat senyum lebar di bibir Mas Andre yang membuat lesung pipit nya terlihat.

Bersama dengan Diwan, Mas Andre mengantar ku pulang dengan mobil sedan birunya.

No comments: