Tuesday, June 23, 2009

Bandung 1999 (6)

Hubungan “pertemanan” aku dan Ricky pun terus berjalan.

Hingga pada suatu hari, sepulang sekolah, ketika itu Ricky sudah mengunggu ku di halte seberang jalan depan sekolah ku. Aku sudah melihatnya setelah aku melewati sedikit saja pintu gerbang sekolah karena memang sangat sering Ricky mejemput ku dan halte itu adalah “pos” jaganya.

Aku memang pernah minta dia, jika mapu pulang bareng untuk menunggu di seberang saja, karena kadang aku suka risih dengan beberapa teman yang suka menyapa dengan nada menggoda akan hubungan kami, yang sebenarnya hanya sebatas teman dekat saja.

Aku pun berjalan menuju halte tersebut. Kulihat Ricky pun sudah melihat ku, dengan pandangan cerah, menanti ku. Sesaat ku berhenti di tepi jalan, ku tengokan kepala ku ke kanan untuk memperhatikan kendaraan yang melintas dan ku menunggu aman untuk menyeberang.

Ketika aku hedak menyeberang, tiba-tiba seseorang menepuk punggungku dari belakang dan memegang lengan ku. Dia Diwan, teman sekolah yang kelasnya bersebelahan dengan ku.

Kami sempat berbicara sebetar, Diwan terlihat agak grogi namun aku tetap menanggapinya dengan tersenyum, tak lama dari saku bajunya dia mengeluarkan amplop, dan langsung dia berikan kepada ku dengan menyampaikannya di telapak tangan kanan ku, seraya mengucapkan“tolong dibaca aja ya”. Lalu Diwan pergi menuju beberapa temannya yang sepertinya memang memang sedang menunggunya.

Tak lama aku pun menyeberang, dengan sepucuk surat masih ku pegang di tangan.

Setibanya di seberang jalan, tiba-tiba Ricky menarik lengan ku, tanpa peduli kalau aku merasa agak kesakitan karena dia mecengkram lengan ku dengan cukup kuat. Di saat itu sebuah angkot dengan tujuan kami biasa gunakan berhenti di hadapan kami untuk menurunkan penumpang, Ricky pun langsung menarik ku naik angkot tersebut. 

Baru di angkot yang kami langsung tumpangi Ricky melepas tanganku. Selama perjalannya dalam angkot, Ricky membisu, kulihat wajahnya seperti sedang marah.

“Kiri Pak!” Ucap ku kepada sopir angkot, sesampainya di depan gang rumah ku, angkot yang kami tumpangi pun berhenti.

No comments: