Saturday, June 13, 2009

Bandung 1999 (3)

Kebersamaan kami menumbuhkan rasa saling percaya, dan ku akui sejujurnya baru kali ini aku merasakan kebahagian memiliki sahabat setia. Sejak kecil aku merasa sangat asing sekali dengan persahatan, teman-temanku bilang aku anak cengeng, manja dan sebagainya sehingga jarang sekali ada yang mau berteman denganku. Aku jadi jarang bergaul dan waktu ku banyak ku habiskan untuk membaca buku dan belajar, tidak ada waktu untuk bermain.

Namun sejak aku kenal dengan Ricky, sepertinya dia mempengaruhi dan merubah diri aku. Banyak teman lain di sekolah yang mulai membuka hatinya, mereka jadi dekat dengan ku dan itu membuat ku senang. Banyak yang bilang, bahwa aku yang tadinya seorang “kutu buku” dan “cewek gunung es” itu sebutan mereka, bisa mencair karena seorang Ricky. Dan mereka mengatakan kalau perubahan itu terjadi setelah aku berpacaran dengan Ricky.

Lia, teman sebangku ku bercerita pada ku. Suatu saat Ricky datang untuk menjemputku sepulang sekolah, namun aku telah pulang lebih awal karena guru yang mengajar pada jam pelajaran terakhir tidak masuk, Ketika itu Ricky bertemu dengan Lia yang belum pulang  karena mengurus mading sekolah.

Melanjutkan ceritanya, Lia mengatakan bahwa saat itu Ricky sempat bertanya pada Lia dengan kalimat "Gimana menurut loe, gw cocok kan sama dia?" dan Lia balik bertanya "Emang kalian belum jadian?" Dan balas oleh Ricky dengan jawaban "Ya... gitu deh..." diiringi senyuman kecil diwajahnya.

Namun apa yang mereka katakan itu tidak tidak ku pedulikan sama sekali, bagi ku “No matter what they say and no matter what they think” tentang aku dan Ricky, “I don't care at all”. Aku dan Ricky cuma teman, Ricky tidak pernah menyatakan dan menanyakan pada ku lebih dari itu, dan aku pun tidak pernah meminta lebih dari sekedar teman.

No comments: